Senin, 13 Mei 2013

Time

Who can say where the road goes
Where the day flows, only time
And who can say if your love grows
As your heart chose, only time


Kamu pernah bilang, kenapa harus berpikir jadi yang terakhir dalam menjalin sebuah hubungan. Atau, kenapa nggak dijalani saja dulu hubungan itu ketika aku bilang bahwa aku punya keinginan untuk menjalin hubungan yang serius—dan terakhir. Mungkin kamu memang benar. Sebuah kesia-siaan ketika aku berandai-andai soal masa depan selagi ada kamu di sini.


Who can say why your heart sighs
As your love flies, only time
And who can say why your heart cries
When your love lies, only time


Kamu juga pernah bilang, biar waktu yang ngasih jalan keluar. Pada akhirnya aku setuju dengan itu. The future is not guaranteed. Apalagi kita bicara soal perasaan, yang bisa berubah begitu saja tanpa alasan yang dapat dijelaskan secara memuaskan. Dan aku, nggak bisa berjanji apapun.


Who can say when the roads meet
That love might be in your heart
And who can say when the day sleeps
If the night keeps all your heart
Night keeps all your heart




Dan nyatanya, itu tidak selalu berhasil. Iya, semua menjadi percuma ketika hanya satu pihak saja yang berusaha kan?

Mungkin suatu saat aku pergi; kamu pergi. Mungkin kembali; mungkin tidak. Tapi saat ini kita memang sedang tidak ingin pergi kemana-mana kan? Jadi, yang perlu aku lakukan adalah menikmati waktu ‘sekarang’ bersama kamu.




Who can say if your love grows
As your heart chose, only time
And who can say where the road goes
Where the day flows, only time

Who knows? Only time
Who knows? Only time… (*)


Kalau kamu tanya apakah saat ini aku mencintai kamu, jawabannya: Iya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar